Category Archives: Artikel

Berjihad Memerangi Ujub


Bismillaah

Sesungguhnya Iblis selalu berusaha menjauhkan anak cucu Adam dari amalan sholeh dan menjerumuskan mereka dalam beragam kemaksiatan, tidak lain agar anak cucu Adam bisa menemaninya di neraka Jahanam abadi salama-lamanya.
Jika Iblis tidak berhasil melakukannya pada sebagian anak cucu Adam dan melihat mereka samangat beribadah dan jauh dari kemaksiatan maka Iblis tidak putus asa, ia tetap terus berusaha agar para pelaku amal sholeh tersebut tetap bisa menemaninya di neraka.
Iblis memiliki dua senjata yang sangat ampuh untuk menjerat mereka yang rajin beribadah, senjata riyaa’ dan senjata ujub. Iblis selalu menyerang mereka dengan dua senjata ini, dan ia tidak peduli apakah ia berhasil menjerat mereka dengan dua senjata ini atau salah satunya.
Maka sungguh binasa orang yang terjerat dua senjata ini, ia beramal dalam keadaan riyaa’ sehingga amalannya tidak diterima oleh Allah, dan pada waktu yang sama iapun ujub dan ta’jub dengan amalan sholehnya yang pada hakekatnya tidak diterima oleh Allah. Ia bangga dengan sesuatu yang semu dan fatamorgana. Baca lebih lanjut

Dengan kaitkata , , , ,

AGAR NAFKAH KELUARGA MENJADI BERKAH


Agama Islam yang sempurna telah mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaum muslimin untuk menyelenggarakan semua urusan dalam hidup mereka, untuk kemaslahatan dan kebaikan mereka dalam urusan dunia maupun agama.
Allah berfirman, ”Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89).
Dan ketika sahabat yang mulia, Salman Al-Farisy رضي الله عنه ditanya oleh seorang musyrik, Sungguhkah nabi kalian (nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم) telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai (masalah) adab buang air besar? Salman menjawab, ”Benar, Beliau صلى الله عليه وسلم melarang kami menghadap ke kiblat ketika buang air besar dan ketika buang air kecil…[1]
Tidak terkecuali dalam hal ini, masalah yang berhubungan dengan mengatur dan membelanjakan rizki/penghasilan, semua telah diatur dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, dengan tujuan untuk membimbing orang-orang yang beriman agar mereka meraih keberkahan dan keutamaan dari Allah سبحانه وتعالى dalam pembelanjaan harta mereka yang sesuai dengan petunjuk-Nya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
«إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ»
“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampaipun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.”[2] Baca lebih lanjut

Dengan kaitkata